Jumat, 04 Maret 2011

Contoh SP


SP Medikal Bedah: Pernafasan  Dengan Diagfragma (Perut)
Pertemuan : 1
A.      Proses Keperawatan
1.       Kondisi Klien                        : lemah, pucat, nafas pendek, sedikit meringis
2.       Diagnosa Keperawatan         : Resiko penurunan pemenuhan kebutuhan O2
3.       Tujuan Khusus                     : Untuk meningkatkan Kemampuan belajar Klien  dan pernafasan diagfragma yang teratur  akan mencegah terjadinya komplikasi pascaoperatif.
4.       Tindakan keperawatan          : Memberikan pelatihan pernafasan diagfragma
B.      Strategi Komunikasi
1.       Orientasi
1.1   Salam terapeutik
“ Assalamu’laikum Ibu./Selamat pagi. Saya suster Ani Remita, Ibu bisa panggil saya suster Ani. Nama Ibu siapa?” (menyapa pasien dan menyalam pasien)
1.2   Evaluasi/validasi
“bagaimana kabar Ibu hari ini?”
“Apa yang Ibu rasakan saat ini?”
“Apakah Ibu sudah makan dan minum obat?”
1.3   Kontrak
“ Ibu ‘S’ Pagi ini saya akan mengajarkan bagaimana bernafas dengan diagfragma (bernafas dengan perut). Tujuannya Bu untuk mencegah terjadinya komplikasi pascaoperatif dan mengurangi rasa nyeri. Kita akan melakukannya dalam waktu lebih kurang 20 menit”
“Kita akan lakukan di sini saja ya, Bu?”
Pertama, akan saya jelaskan bagaiman caranya. Kemudian akan saya praktekkan. Ibu silahkan dengarkan dan perhatikan saya. Nanti setelah itu, ibu yang memperaktekannya. Ibu tidak usah khawatir. Saya akan membantu Ibu”

2.       Kerja
·         “Apakah Ibu sudah pernah melakukan pernafasan perut sebelumnya?”
·         “Punggung dilurusin kurang lebih 90 derajat. Letakkan kedua telapak tangan berseberangan satu sama lain di bawah tulang rusuk. Ujung jari ketiga dari kedua tangan saling bersentuhan. Tarik nafas secara lambat melalui hidung Tarik nafas secara lambat melalui hidung tahan sampai hitungan ketiga dan hembuskan nafas melalui mulut secara berlahan-lahan.” (perawat mempraktekkan seraya menjelaskan)
·         “Silahkan Ibu duduk…”
·         “Punggungnya ditegakkan,Bu.”
·         “Sekarang letakkan kedua telapak tangan berseberangan satu sama lain di bawah tulang rusuk. Nah!Ujung jari ketiga dari kedua tangan saling bersentuhan. Ya! Seperti ii, Bu!”
·         “ Selanjutnya, Tarik nafas secara lambat melalui hidung Bu.”
·         “ Apakah Ibu merasakan Kedua jari tengah tangan Ibu terpisah saat menghirup udara ?”
·         “Pada saat menarik nafas, digfragma akan terasa bergerak ke bawah dan organ-organ perut tertekan ke bagian bawah serta dinding dada melebar.”
·         “ Ibu, ketika bernafas perut ini kita tidak menggunakan dada dan bahu untuk menghirup udara”
·         “Silahkan Ibu ‘S’ menarik nafas lagi.
·         Ibu tahan sampai hitungan ketiga dan hembuskan nafas melalui mulut. Kedua ujung jari tengah akan bersentuhan kembali.”
·         “ Mari kita ulangi lagi latihan ini sebanyak  tiga kali (bisa juga lima kali)”


3.       Terminasi
3.1   Evaluasi Subjektif : Bagaimana perasaan Ibu setelah melakukan latihan ini?”
(Nyaman, lebih segar/ kesulitan)
Evaluasi Objektif : “apakah ada yang Ibu tidak mengerti? Jika ada silahkan tanya saya Bu…”
“Jadi,Bu. Pernafasan apa yang lebih efektif? Pernafasan dada atau perut?”
“Baiklah.sepertinya Ibu sudah mengerti.”
(pernafasan dengan perut lebih efektif daripada pernafasan dengan dada)
Pernafasan pasien mulai teratur. “ Bisakah Ibu menjelaskan kembali cara bernafas diagfragma?”

“Silahkan Ibu mencoba latihan tadi. Ibu ‘S’, ambil nafas dengan perlahan sebanyak sepuluh kali setiap dua jam pada saat Ibu terjaga selama masa periode pascaoperasi hingga Ibu bisa bergerak (bermoblisasi) dan pada saat Ibu merasa nyeri”
3.2   Kontrak yang akan datang
Topik     : “Baiklah, Bu. Latihan kita selanjutnya yaitu latihan berjalan pasca operasi.”

Waktu   : “Saya akan dating dua hari lagi….”
                   “ dan akan kita lakukan lebih kurang 20 menit”
Tempat : “Insyaallah akan kita lakukan latihannya di kamar ibu ini saja ya Bu….”

“Baiklah, Bu. Semoga latihan kita hari ini akan membawa manfaat bagi Ibu.Insyaallh kalau Ibu tekun melakukan latuhan, luka dan nyeri pasca operasi Ibu cepat sembuh ya…..
Saya permisi dulu Bu…
Assalamu’laikum….”


Tidak ada komentar:

Posting Komentar