Padang (24 Juli 2012)-Kota Padang kembali
dilanda bencana. Kota yang mulai sepi sejak awal Ramadhan (dikarenakan
kampus-kampus yang sedang libur panjang) digemparkan dengan bencana baru. Kali
ini sebuah banjir bandang melanda 4 kecamatan sekaligus yaitu Kecamatan Pauh, Nanggalo,
Kuranji, dan Lubuk Kilangan. Warga kembali diuji dengan bencana alam yang
bahkan terjadi pada 6 hari awal Ramadhan. Banjir terjadi sekitar pukul 18.30 ketika hampir seluruh penduduk akan berbuka
puasa. Menurut Yulia, salah satu penduduk yang ditemui penulis mengatakan bahwa
air di hulu sungai telah naik sekitar
pukul 14.00. Tetapi tidak ada yang memperkirakan bahwa air yang naik di hulu
sungai itu adalah pertanda akan ada
banjir besar. Pada pukul 16.30 angin
badai mulai bertiup kencang, langit gelap berawan tebal, dan kemudian diikuti
dengan hujan deras. Hujan deras dengan air sungai yang meluap ini telah merusak
banyak rumah, ladang dan sawah, bahkan menghanyutkan beberapa rumah khususnya
rumah-rumah yang terletak di sekitar pinggiran sungai. Tidak banyak
barang-barang yang bisa diselamatkan. Pakaian, makanan, dokumen-dokumen
penting, dan barang-barang elektronik berlumuran lumpur dan basah total.
Hingga saat ini dilaporkan 1 orang tewas dan 10 lainnya hilang. Sebagian penduduk mengungsi ke rumah
saudaranya yang aman atau ketempat pengungsian lain, dan sebagian lagi berusaha
bertahan di rumah. Dari catatan pihak
BPBD Kota Padang, lokasi terparah terandam banjir adalah kawasan Tabiang Banda Gadang Kecamatan Nanggalo,
dan Batu Busuak Limau Manih Kecamatan Pauh. Warga yang mengungsi berasal dari kawasan
Banda Gadang Kecamatan Nanggalo sebanyak 138 KK, Kalumbuak Kecamatan Kuranji 50
KK, kemudian, warga Gurun Laweh Kecamatan Nanggalo 62 KK, dan warga Surau
Gadang Kecamatan Nangggalo 22 KK.
Meski di tengah puasa, masyarakat sibuk bergotong
royong membersihkan rumah masing-masing dari lumpur. Memilah-milah barang yang
masih bagus atau bisa diperbaiki. Bapak Muhammad, salah seorang warga yang
rumahnya turut terendam banjir, mengatakan bahwa banjir mencapai 2 m, dan
merendan seluruh barang-barang yang ada di rumahnya. Kendala dalam membersihkan
rumah ini adalah kurangnya air bersih. Sumur-sumur berwarna kuning keruh dan
tidak bisa digunakan, PDAM mati, dan hanya sedikkit penduduk yang mempunyai
sumur bor.
Akibat lain dari banjir ini, beberapa
daerah mati lampu, dan PDAM hampir di seluruh kota Padang tidak hidup. Penduduk
mengalami yang dilanda banjir maupun tidak kini mengalami kesulitan air.
Jalan-jalan yang menuju ke arah Pauh mengalami kemacetan. Masyarakat ramai di
sekitar sungai yang meluap. Ada yang dating hanya untuk melihat-lihat,ada juga
yang datang untuk melihat dan membantu saudaranya yang tinggal di lokasi
bencana. Tim SARS beserta LSM yang bergerak dibidang bencana pun turut
memberikan bantuan kepada para korban banjir ***