Rabu, 25 Juli 2012

BANJIR BANDANG LANDA KOTA PADANG


Padang (24 Juli 2012)-Kota Padang kembali dilanda bencana. Kota yang mulai sepi sejak awal Ramadhan (dikarenakan kampus-kampus yang sedang libur panjang) digemparkan dengan bencana baru. Kali ini sebuah banjir bandang melanda 4 kecamatan  sekaligus yaitu Kecamatan Pauh, Nanggalo, Kuranji, dan Lubuk Kilangan. Warga kembali diuji dengan bencana alam yang bahkan terjadi pada 6 hari awal Ramadhan. Banjir terjadi sekitar pukul 18.30  ketika hampir seluruh penduduk akan berbuka puasa. Menurut Yulia, salah satu penduduk yang ditemui penulis mengatakan bahwa air di hulu sungai  telah naik sekitar pukul 14.00. Tetapi tidak ada yang memperkirakan bahwa air yang naik di hulu sungai itu  adalah pertanda akan ada banjir besar. Pada pukul 16.30  angin badai mulai bertiup kencang, langit gelap berawan tebal, dan kemudian diikuti dengan hujan deras. Hujan deras dengan air sungai yang meluap ini telah merusak banyak rumah, ladang dan sawah, bahkan menghanyutkan beberapa rumah khususnya rumah-rumah yang terletak di sekitar pinggiran sungai. Tidak banyak barang-barang yang bisa diselamatkan. Pakaian, makanan, dokumen-dokumen penting, dan barang-barang elektronik berlumuran lumpur dan basah total.
Hingga saat ini dilaporkan 1 orang  tewas dan 10 lainnya hilang.  Sebagian penduduk mengungsi ke rumah saudaranya yang aman atau ketempat pengungsian lain, dan sebagian lagi berusaha bertahan di rumah.  Dari catatan pihak BPBD Kota Padang, lokasi terparah terandam banjir adalah kawasan Tabiang Banda Gadang Kecamatan Nanggalo, dan Batu Busuak Limau Manih Kecamatan Pauh. Warga yang mengungsi berasal dari kawasan Banda Gadang Kecamatan Nanggalo sebanyak 138 KK, Kalumbuak Kecamatan Kuranji 50 KK, kemudian, warga Gurun Laweh Kecamatan Nanggalo 62 KK, dan warga Surau Gadang Kecamatan Nangggalo 22 KK.
Meski di tengah puasa, masyarakat sibuk bergotong royong membersihkan rumah masing-masing dari lumpur. Memilah-milah barang yang masih bagus atau bisa diperbaiki. Bapak Muhammad, salah seorang warga yang rumahnya turut terendam banjir, mengatakan bahwa banjir mencapai 2 m, dan merendan seluruh barang-barang yang ada di rumahnya. Kendala dalam membersihkan rumah ini adalah kurangnya air bersih. Sumur-sumur berwarna kuning keruh dan tidak bisa digunakan, PDAM mati, dan hanya sedikkit penduduk yang mempunyai sumur bor.
Akibat lain dari banjir ini, beberapa daerah mati lampu, dan PDAM hampir di seluruh kota Padang tidak hidup. Penduduk mengalami yang dilanda banjir maupun tidak kini mengalami kesulitan air. Jalan-jalan yang menuju ke arah Pauh mengalami kemacetan. Masyarakat ramai di sekitar sungai yang meluap. Ada yang dating hanya untuk melihat-lihat,ada juga yang datang untuk melihat dan membantu saudaranya yang tinggal di lokasi bencana. Tim SARS beserta LSM yang bergerak dibidang bencana pun turut memberikan bantuan kepada para korban banjir ***